KEMISKINAN dan PENDIDIKAN
Berbicara soal masalah sosial,
kemiskinan adalah persoalan yang terus menghantui suatu negara baik
negara berkembang maupun negara maju. Ya, menurut data negara maju pun
masih berkutat dengan kemiskinan walaupun tingkatnya tidak setinggi
negara berkembang.
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang
maupun sekelompok orang tidak mampu atau kesulitan memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan yang dimaksud
antara lain pangan, sandang, papan, serta akses kesehatan. Penduduk
miskin biasanya diindikasikan dengan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
dapur, kesulitan memperoleh pakaian layak dan tidak punya tempat tinggal
yang layak huni.
Sebagai masalah sosial, kemiskinan juga
menyebabkan rentetan masalah lainnya. Meningkatnya kemiskinan umumnya
juga diikuti dengan meningkatnya tingkat kriminalitas baik itu
perampokan, pencurian, dan sebagainya. Sedangkan secara fisik, tingginya
kemiskinan berarti banyaknya daerah kumuh dan tunawisma yang akan
merusak estetik suatu wilayah. Hal seperti inilah yang juga terjadi di
Indonesia.
Dalam undang-undang disebutkan bahwa penduduk miskin
dipelihara oleh negara. Namun sebelum kita berbicara soal siapa yang
harusnya bertanggung jawab pada kemiskinan alangkah lebih baik jika kita
membicaran faktor-faktor penyebab kemiskinan.
Secara umum kita
akan membagi faktor penyebab kemiskinan menjadi 2 faktor yaitu faktor
eksternal dari pemerintah dan faktor internal dari penduduk itu sendiri.
1. Faktor eksternal
Di faktor eksternal kita akan membahas tentang manajemen kebijakan dan ekonomi secara makro. Manajemen
kebijakan dan kaitannya dengan kemiskinan artinya adanya kebijakan
publik yang tidak tepat sasaran atau ada kebijakan yang diselewengkan.
Suatu kebijakan yang tidak tepat sasaran bisa berujung dengan
terganggunya ekonomi suatu negara. Misalnya adanya kebijakan tentang
investasi yang justru menyebabkan investasi terhambat. Hal ini tentu
akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan minimnya ketersediaan lapangan
kerja. Proses perizinan yang sulit di Indonesia salah satu contohnya.
Namun
kebijakan yang tepat sasaran pun tidak berarti jika dalam praktiknya
diselewengkan. Korupsi, praktik pungli merupakan contoh kelam dari
penyelewengan. Banyaknya praktik penyelewengan tidak hanya menghambat
investasi, tetapi juga menyebabkan anggaran yang ditujukan untuk
mengentaskan kemiskinan malah disalah gunakan. Tidak jarang dana
tersebut malah masuk ke kantong pribadi para pejabat, tindakan tidak
bertanggung ini tentu akan sangat merugikan dan menyebabkan masalah
kemiskinan tidak teratasi.
Dalam ekonomi makro, pemerintah
dituntut dapat menciptakan suasana ekonomi yang stabil dan positif agar
selalu tersedia lapangan kerja bagi penduduk negara tersebut.
Berdasarkan
pemaparan sebelumnya kita bisa menyimpulkan tidak hanya kebijakan tidak
tepat sasaran yang menyebabkan kemiskinan, namun tanggung jawab para
pejabat juga merupakan kunci bagi naik atau turunnya tingkat kemiskinan.
Sehingga baik para pembuat kebijakan maupun pelaksananya bertanggung
jawab terhadap kemiskinan.
2. Faktor internal
Berbicara soal
faktor internal, salah satu penyebab seseorang sulit mendapatkan sumber
penghasilan/pekerjaan adalah terbatasnya skill/kemampuan dan
pengetahuan. Apabila kita mundur lebih jauh lagi, maka kita akan
menemukan bahwa minimnya pendidikan maupun pelatihan adalah penyebab
utama seseorang sulit mendapatkan pekerjaan. Pendidikan bisa dikatakan
merupakan salah satu kunci pengentasan kemiskinan.
Walaupun
pemerintah bertanggung jawab terhadap pendidikan formal, masing-masing
individu juga bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam bentuk
pendidikan informal. Apabila seseorang tidak memiliki akses pendidikan
formal, orang tersebut masih dapat mengkases pendidikan informal untuk
meningkatkan skillnya. Sehingga tanggung jawab masing-masing individu
juga sangat berpengaruh dalam pengentasan kemiskinan.
Selain itu
salah satu faktor penyebab kemiskinan adalah banyaknya pengeluaran
untuk hal-hal tidak perlu. Apabila kita melihat contoh di Indonesia,
orang-orang kadang lebih mementingkan pengeluaran untuk rokok daripada
kebutuhan pokok seperti makanan.
Jika melihat kedua faktor
di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah bukanlah satu-satunya pihak
yang bertanggung jawab terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah tanggung
jawab seluruh pihak yang terlibat baik pemerintah maupun rakyat negara
tersebut. Diperlukan kombinasi kebijakan yang tepat sasaran, tanggung
jawab para pejabat dalam pelaksanaan kebijakan, serta tanggung jawab
masing-masing individu.
Komentar
Posting Komentar